Jenuh Pada yang Angkuh


Sumber gambar: pexels.com/noutgons
Mengapa masih ada tatapan yang berbeda pada mereka yang dikatakan berbeda?
Bukankah mereka pun sama?
Tidak ada yang berbeda dengan keinginan orang-orang pada umumnya, ingin di hargai. Namun penghargaan yang kini ada, entah berdasarkan apa?
Berdasarkan rupa dengan pandangan mata, harta ataukah tahta yang menjadi ukurannya?
Tanya ini memang belum berhenti. Masih ada dan terus ada..

Kesal kadang geram ketika dengan ringan kata-kata angkuh terlontar hingga memberatkan pihak yang dikatakan berbeda. Mungkin pribadi-pribadi angkuh itu sama sekali tidak akan memikirkan apa akibat dari kata-kata ringan yang mungkin mereka anggap sepele namun sungguh membuat pilu bagi beberapa hati yang tidak dipedulikan.

Masih tersirat bayang-bayang seorang ibu yang terisak pilu sambil bertanya-tanya apa salah putranya hingga pribadi angkuh itu terlalu mudah mencaci. Padahal sang ibu pun merasa belum pernah mencaci... ah sungguh ingin berteriak "Jangan terlalu berisik hanya karena masalah fisik, Jangan terlalu mengusik"
Ya, itulah romantika kehidupan. Banyak hal-hal yang bertolak belakang. Meski jenuh pada pribadi-pribadi angkuh, namun menghargai adalah hal yang patut digaris bawahi.
Semua adalah ciptaan Yang Maha Kuasa, maka manusia tidak berhak terlalu berkuasa dengan terlalu angkuh karena kekuasaannya.

Tidak ada komentar untuk "Jenuh Pada yang Angkuh"