Melatih Anak Makan dengan Mandiri
Waktu makan bisa menjadi momen pertarungan sengit antara ibu dan anak. Sudah bukan hal yang aneh lagi jika beberapa balita makan berantakan saat makan tanpa disuapi. Terkadang hal ini membuat sang ibu cemberut termasuk saya hehe. Makanan pun terbuang percuma dan tentu saja perlu tenaga tambahan untuk membersihkannya. Ketika mood ibu sedang kurang bagus, biasanya semakin kesal melihat makanan berantakan. Beberapa orang tua tampak santai dan menganggap hal tersebut wajar karena anak dalam tahap belajar.
Setiap kali merasa kenyang ataupun bosan, anak biasanya akan memainkan makanannya hingga jatuh berserakan. Jika diperhatikan, si kecil malah tampak senang dan fokus melakukannya, padahal justru membuat orang tua kesal dan mulai pusing tujuh keliling. Lalu, adakah cara menghadapi anak makan berantakan tanpa perlu emosi?
Wajar saja jika orang tua merasa jengkel saat melihat makanan anak berantakan di mana-mana. Bagaimana tidak, makanan yang sudah dibuat susah payah malah terbuang sia-sia. Hal ini memang wajar terjadi pada anak yang berusia dibawah dua tahun. Pada fase ini, anak belum mampu mengendalikan gerakan tangannya sendiri untuk mengambil, menyendok ataupun menjaga makanannya tetap di dalam mangkuk. Akhirnya anak melakukan apa pun sesuka hatinya, termasuk melempar makanan.
Sebenarnya tak perlu khawatir berlebihan. Hampir semua ibu pasti akan mengalami fase ini. Semakin sering anak makan berantakan, perkembangan motorik anak justru semakin terlatih dan mulai berkembang. Perlahan anak akan belajar mengendalikan tangannya sendiri dan berusaha makan dengan rapi.
Perasaan kesal saat melihat berantakan memang wajar. Tapi jangan terburu-buru tarik urat atau marah kepada anak, ya. Ingatlah bahwa ini merupakan salah satu tahap penting di mana anak sedang belajar makan sendiri. Trik-trik khusus berikut ini bisa dilakukan untuk menghadapi anak makan berantakan!
1. Bersikap Tenang
Meski tak mudah, berusahalah bersikap tenang di depan anak. Meski terlihat main-main dan berantakan, si kecil sebenarnya sedang mengasah perkembangan motoriknya dengan belajar makan sendiri. Biarkan anak belajar mengenal tekstur makanan dengan memegang, mengunyah, atau bahkan melempar makanan ke lantai. Berikan beberapa jenis makanan dengan tekstur berbeda. Contohnya sup dengan tekstur cair, perkedel dengan tekstur lembek dan potongan buah yang teksturnya lebih keras.
2. Berikan Makanan dengan Porsi Lebih Sedikit dari Biasanya
Terkadang anak menyisakan makanan karena merasa sudah kenyang. Tentu saja ia lebih tertarik untuk memainkan dibandingkan memakannya. Cobalah kurangi porsi makannya menjadi lebih sedikit. Ketika si kecil mulai melempar makanannya, jangan terburu-buru membersihkannya. Biarkan anak bereksplorasi sampai merasa puas, baru kemudian dibersihkan.
3. Perhatikan Waktu Makan
Buatlah jadwal khusus kapan anak harus makan dan seberapa lama. Tak hanya bermanfaat untuk mendisiplinkan saat makan, hal ini juga membantu mencegah anak makan berantakan. Siapkan makanan ketika ia benar-benar lapar. Dudukkan buah hati di kursi makan (high chair) dan temani sampai ia selesai makan. Meskipun membatasi waktu makan, bukan berarti memaksakan anak mengunyah makanannya cepat-cepat. Perhitungkan waktu dengan tepat agar anak bisa makan tanpa terburu-buru, tapi juga tidak terlalu lama.
4. Sediakan Alat Makan Khusus
Alat makan yang digunakan bisa mempengaruhi kebiasaan makan anak. Makanan yang ada di atas sendok atau mangkuk yang cukup datar lebih mudah jatuh dan gampang berantakan. Gunakan sendok atau mangkuk yang lengkungannya cukup dalam agar makanan tidak gampang tercecer. Bisa juga dengan memakaikan celemek khusus yang terdapat kantong penampung di bawahnya.
5. Kenali Tanda Anak Kenyang
Setelah kenyang dan masih tersisa makanan di piring, anak biasanya merasa bosan dan mulai mencari hal-hal lain yang menarik. Mereka memainkan apa saja yang ada di hadapannya, termasuk sisa makanan. Kenali tanda anak mulai kenyang makan. Biasanya, anak mulai menurunkan kecepatan saat mengunyah makanan atau menutup bibirnya saat merasa kenyang. Jika sudah mulai terlihat tanda seperti itu, segeralah ambil sisa makanan anak lalu bersihkan tubuh si kecil. Jika anak mulai melempar makanannya, segera alihkan perhatian si kecil dengan mainan favoritnya.
Kenapa Penting Mengajarkan Anak Makan Sendiri?
Makan merupakan kebutuhan dasar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak guna mendukung perkembangan dan pertumbuhannya. Keterampilan anak makan sendiri merupakan salah satu tahapan perkembangan anak yang sangat penting. Kegiatan makan ini melibatkan banyak kemampuan yang harus dikuasai anak. Banyak tahapan yang dilalui anak untuk bisa mengantarkan makanan sampai ke dalam mulutnya. Pertama, anak melihat makanannya, mengambil makanannya dengan tangan, kemudian membawanya sampai ke mulut, menyesuaikan makanan dengan letak mulutnya, membuka mulut, mengunyah sampai menelan makanan.
Setelah bisa makan dengan tangan, anak lalu mengembangkan kemampuan makan dengan sendok dan garpu. Memegang sendok merupakan salah satu cara mengembangkan keterampilan motorik halus anak. Selain itu, makan sendiri juga melibatkan banyak perasaan, kemampuan indera anak serta melatih kemandirian anak.
Saat mulai memperkenalkan anak dengan makanan padat, anak mungkin mulai menunjukkan keinginannya untuk makan sendiri. Saat menyuapinya dengan sendok, mungkin anak ingin memegang sendok juga. Anak mungkin ingin mengambil makanan dengan sendok dan memasukkan ke dalam mulutnya. Ini merupakan awal yang baik dan harus didukung.
Memberi finger food dapat melatih anak menggenggam makanan lalu membawa makanan sampai ke mulut dan memakannya. Makanan yang dapat digunakan sebagai finger food biasanya makanan yang mudah digenggam anak dan bertekstur lunak. Contohnya buah apel yang dipotong, pepaya, brokoli kukus, wortel kukus dan sebagainya. Tahapan ini bisa dimulai saat usia anak menginjak 8 bulan. Atau ketika anak sudah mampu mengambil benda yang ada di sekelilingnya, duduk sendiri, serta sudah mampu mengunyah dan mengeluarkan makanan. Perkembangan bisa berbeda-beda antar anak.
2. Mengenalkan sendok sebagai alat untuk makan
Setelah bisa makan sendiri dengan finger food, ajak anak untuk makan menggunakan sendok. Tahapan memperkenalkan anak makan dengan sendok dapat dimulai sekitar usia 13-15 bulan. Walaupun anak makan sendiri dengan sendok kemungkinana kotor karena makanan terjatuh, namun membiarkan anak makan dengan sendok pada usia lebih dini dapat mendorongnya untuk belajar mengembangkan kemampuan makan sendiri. Pada usia 18 bulan, anak mungkin lebih lihai menggunakan sendok untuk makan. Pada usia 2 tahun atau 3 tahun, anak mungkin sudah mampu menggunakan sendok untuk makan tanpa terjatuh. Anda hanya perlu membantu memotong kecil-kecil makanan agar anak dapat mengambilnya dengan mudah.
Itulah beberapa tahapan melatih makan anak. Perlu digarisbawahi oleh orang tua bahwa perkembangan tiap anak memang berbeda-beda termasuk dalam hal kemandirian. Tetaplah menyemangati anak untuk tetap berusaha belajar makan dengan lebih mandiri. Semoga bermanfaat!
Tulisan ini diikutsertakan dalam ODOP bersama Estrilook Community
#DAY1 #ODOP #Estrilookcommunity
wih daging banget ini tulisan. Ijin bookmark yes bun, pas nanti saya punya anak bisa cek lagi tulisan bunhin yang tentang melatih anak makan mandiri ini hehe. Thankyou sharingnya bun.
BalasHapussave. Nanti praktek pas punya anak.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKalau udah dilatih makan sendiri sejak kecil enak yaa bun ntar-ntar nya. Saya dan anak setiap makan di luar (kalau manjanya lagi nggak kumat) pasti selalu makan dengan sendok di tangan masing2
BalasHapusMemang ngeselin banget kalau anak makan berantakan tapi enaknya gak perlu ngejar2 anak buat makan ya mba. Dan yang pasti mereka bisa makan menggunakan sendok dan garpu sendiri lebih cepat dari yang terbiasa disuapi.
BalasHapusBenar bun, anak harus mandi saat makan. Berantakan nggak masalah, walau kadang kita pake emosi ngajarinnya. Alhamdulillah anakku yang umur 3 tahun lbh suka amakan sendiri walau ujung-ujungnya meski bundanya yang yuapin.
BalasHapusWuah thanks for info mba, kebetulan aku dari kecil kata mamah bukan tupe picky eater, semoga nanti jika segera di amanahi anak, tidak terlalu picky eater ya hehe
BalasHapusLengkap bun penjelasannya kayak lagi kuliah matkul psikologi anak
BalasHapusBener banget Bun, ngajarin anak sedini mungkin mandiri. Makan sendiri..
BalasHapusIyaa berantakan sih,, namanya juga belajar😀
BTW thanks sharingnya Bun 😊
iya.. benar mba, anak makan sendiri bisa berantakan ya.. tapi gpp karena bisa bikin mereka mendiri. seperti kata iklan sabun cuci, Gak ada noda ya gak belajar. hehe..
BalasHapusAku galfok sama foto makanannya mba hinn... Memang benar kadang kita sbg ortu sering jengkel klo anak makan berantakan ya, padahal itu justru latihan buat mereka.
BalasHapusTips bagus, anak saya masih disuapin. Hehe emang iya, kalau anak makan pasti bekasnya berantakan. Wajar Kali, ya
BalasHapusRinci banget mb infonya dan tips seputar anak. Smg bermanfaat buat mama2 dan bunda semua. Thx yaa
BalasHapus