Bukan Sekadar Laga, Sepak Bola Bisa Jadi Sarana Kedekatan Keluarga
Hai Readers,
Apa kabar hari ini? Lagi sibuk apa di rumah? Saya sendiri seperti biasa, masih disibukkan dengan rutinitas mengurus keluarga, termasuk dua anak laki-laki yang penuh energi. Salah satunya sedang senang-senangnya main.
Terkadang yang bungsu ini sering minta ke lapangan untuk main bola saat hari libur. Ia juga kadang ngobrolin soal sepak bola. Mulai dari nama-nama pemain, bertanya berapa skor pertandingan timnas, sampai pertanyaan-pertanyaan random seputar yang kadang bikin saya geleng-geleng. Dan di situlah saya mulai coba kunjungi website atau portal berita bola yang bukan hanya sekadar lengkap dan update, tapi juga mudah dipahami, bahkan oleh ibu-ibu seperti saya.
Jujur, awalnya saya tidak terlalu paham. Tapi setelah terbiasa baca dari website dan menyimak, mulai terbiasa. Suatu waktu, pernah si bungsu ikut-ikutan "kepo" bola dan bertanya,
“Bun, tahu ramos ga?”, as a mother tentunya tahu dong…
Ramos itu jenis beras dengan lantangnya saya jawab. Dan duh… ternyata jawabannya salah, yang ia maksud adalah Sergio Ramos, nama pemain sepak bola.
Sebagai ibu dan istri, tentunya saya juga ingin tetap “nyambung” dengan dunia mereka. Bukan hanya jadi penonton dari kejauhan. Justru ini bisa jadi peluang mempererat hubungan keluarga lewat hal yang mereka sukai, sepak bola.
Menjawab Rasa Ingin Tahu Anak dengan Sumber Terpercaya
Anak-anak zaman sekarang itu kritis banget. Mereka suka tanya yang detail:
Siapa pencetak gol terbanyak?”
Kenapa pelatihnya diganti?”
Liga Inggris lebih bagus dari Liga Spanyol, ya?”
Daripada asal menjawab atau mengandalkan info dari media sosial yang belum tentu benar, saya sekarang bisa langsung cari tahu di website StreamingBola.id. Di sana, semua info sepak bola dari liga-liga besar hingga lokal tersedia. Mulai dari jadwal pertandingan, hasil skor, klasemen, hingga kabar transfer pemain. Tinggal ketik, dan saya sudah bisa jawab pertanyaan anak dengan lebih percaya diri.
Bisa Jadi Bahan Obrolan Ringan yang Bermakna
Biasanya sesekali suami suka update soal pertandingan yang sedang hits atau pemain favoritnya. Sekarang, saya bisa sesekali ikut nimbrung. Kami bisa ngobrol santai dan saling sharing insight dari pertandingan—bukan sekadar tentang bola, tapi tentang strategi, semangat, bahkan nilai sportivitas. Obrolan ringan ini jadi jembatan komunikasi yang makin mengeratkan, apalagi setelah seharian sibuk dengan urusan masing-masing.
Yang paling terasa adalah saat anak-anak mulai sering bertanya seputar bola. Dulu, saya suka bingung harus jawab apa. Tapi sekarang, saya sudah punya sedikit ‘bekal’ buat menjawab. Minimal saya tahu siapa yang main semalam, kenapa pemain A diunggulkan, atau kenapa wasit bisa kasih kartu merah. Rasanya menyenangkan bisa menjawab rasa penasaran mereka tanpa asal-asalan.
Ternyata, dengan sedikit usaha untuk paham, saya nggak cuma bisa lebih nyambung dengan anak-anak, tapi juga lebih dihargai. Mereka jadi lebih semangat bercerita, dan saya pun jadi lebih terlibat dalam dunia mereka. Sepak bola memang bukan dunia saya awalnya, tapi siapa sangka, dari sana bisa tumbuh momen-momen kecil yang bermakna dalam keluarga.
Bonusnya? Bisa Belajar Banyak Hal!
Ternyata, dari sepak bola aku juga bisa belajar tentang:
1.Manajemen emosi
Menonton pertandingan seringkali bikin sport jantung apalagi kalau tim favorit hampir menang tapi kebobolan di menit akhir. Dari situ kita bisa belajar mengelola reaksi, menerima hasil, dan tetap sportif, baik saat menang maupun kalah. Rasanya mirip dengan kondisi sehari-hari saat menghadapi anak-anak yang sedang tantrum atau ketika pekerjaan rumah menumpuk. Mengatur emosi jadi kunci supaya semuanya tetap terkendali.
2.Kerja sama tim
Di lapangan, satu gol bisa tercipta bukan hanya karena striker hebat, tapi juga karena dukungan dari lini belakang dan strategi pelatih. Ini mengingatkanku bahwa dalam keluarga, setiap peran punya kontribusi penting. Saat saya dan suami saling bantu, anak-anak juga belajar untuk ikut berperan. Bahkan hal kecil seperti menyiapkan sepatu atau membereskan mainan bisa jadi bagian dari "tim kerja" kami di rumah.
3.Disiplin dan konsistensi
Atlet profesional bukan hanya mengandalkan bakat, tapi juga latihan rutin, pola hidup sehat, dan kedisiplinan tinggi. Ini dapat menjadi motivasi untuk menerapkan hal yang sama—baik dalam mendampingi anak-anak belajar, menjaga rutinitas harian, maupun menyelesaikan pekerjaan rumah. Disiplin kecil yang konsisten ternyata bisa memberikan hasil yang besar, baik di lapangan maupun dalam kehidupan keluarga. Anak-anak pun bisa belajar dari tekad pemain favorit mereka.
Penutup: Karena Memahami Hobi Keluarga Adalah Bentuk Cinta
Kini, saya bukan hanya ibu rumah tangga yang tahu menu masakan atau jadwal imunisasi. Saya juga bisa jadi ibu dan istri yang "melek bola", cukup untuk menjawab rasa ingin tahu anak dan menemani suami dalam hobinya.
Dengan bantuan website seputar bola, dunia sepak bola tidak lagi terasa asing—justru jadi sarana untuk lebih dekat, lebih nyambung, dan lebih hangat sebagai keluarga. Rasanya menyenangkan ketika obrolan di meja makan tak melulu soal tugas sekolah atau cucian menumpuk, tapi juga tentang siapa yang akan lolos ke final atau kenapa strategi tertentu bisa gagal.
Pada akhirnya, memahami hobi keluarga bukan soal ikut-ikutan, tapi tentang membuka ruang baru untuk hadir, mendengarkan, dan terlibat. Karena dalam hal sekecil apa pun—termasuk menonton bola bersama—ada cinta yang bisa terus dirawat, satu pertandingan demi satu momen kebersamaan.
Tidak ada komentar untuk "Bukan Sekadar Laga, Sepak Bola Bisa Jadi Sarana Kedekatan Keluarga"
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini,,, Silakan post komentar Anda